Aku Takut Bergelar Koruptor



AKU TAKUT BERGELAR KORUPTOR
Oleh Rajab Effendi, S.Pd.I, S.Pd

Kerinduan bersama teman-teman di Sekolahku  akan terkabulkan tepatnya besok Senin seluruh sekolah akan masuk tahun ajaran baru. Aku Zero siswa kelas V dengan rasa bangga dan bahagia bisa menjadi salah satu santri SDIT Rabbi Radhiyya Sekolah  unggulan di Kabupaten Rejang Lebong.
Kring…kring…kring suara bel yang tidak asing bagiku tanda waktunya masuk kelas. Dengan  perasaan  bahagia dan  penasaran dalam hatiku bertanya siapa sosok yang nanti akan menjadi wali kelasku. “Masya Allah  tak  terbayangkan sosok guru idolaku sekarang  menjadi wali kelasku Ustad Fajar, Aku yakin pasti seru sekali belajar denganya” ujar Zero. “Anak-anak yang hebat dan luar biasa, Bagaimana kabar kalian semua?”.” Alhamdulillah, Subhanallah, Allahu Akbar”. ”Masya Allah semangat sekali ana-anaku hari ini belajar”. “Sudah siap belajar?”. “Sudah Ustad (kompak teman-teman sekelas menjawab).
“Baiklah anak-anaku yang hebat sebelum proses belajar berlansung ada beberapa yang perlu kita siapkan untuk mendukung kegiatan belajar yaitu membuat program dan struktur kelas. Jadi hari ini kita akan membuat struktur kelas, bagaimana setuju?”. ”Setuju”. (Kompak santri  menjawab). Kira-kira siapa yang kita calonkan untuk posisi ketua, sekretaris dan bendahara kelas, ada yang menawarkan diri ?”. “Saya Ustad, Agil siap jadi ketua kelas”. Saya Susan siap jadi skretaris. Ayo...siapa lagi yang mau ?”. Teman-teman sepakat biar Agil saja ketua kelas dan Susan sekretaris.Oke Setuju”, “Setuju”. “Selanjtnya siapa yang ingin menjadi bendahara kelas ?”. ”Ayo…”. Budi mengakat tangan, “Bagaimana Zero saja ustad, anaknya jujur dan amanah”. “Bagiamana teman-teman setuju?“. “Setuju”. ujar teman-temanya“. Bagaimana Zer?”. “Siap ustad Insya Allah” jawab Zero. “Ya Allah semoga amanah ini dapat saya  jalani dengan penuh tanggung jawab, apalagi profesi ini sesuai dengan cita-citaku ingin menjadi bendahara ketika besar nanti”. ujar Zero dalam  hati.Alhamdulillah hari ini kita memperoleh pengurus kelas yang baru semoga mereka dapat menjalankan amanah ini dengan penuh tanggung jawab. “Baiklah Zero mulai besok kita ada program infak harian mohon diingatkan kepada teman-teman”. Siap Ustad”.
Haripun berlalu tidak terasa proses belajar telah berlangsung dua minggu. Hari ini yang  mengajar Ustad Fajar mata pelajaran Bahasa Indonesia (BI), Ada tugas dari ustad Fajar untuk mengerjakan latihan soal. “Agil pulang sekolah nanti aku pinjam buku Bahasa Indonesia?“. “Boleh tapi tolong dijaga ya jangan sampai hilang”. “ Oke ujar Zero”.
Saat Zero berada di rumah  ketika mau mengerjakan tugas dari Ustad  Fajar, Zero tidak menemukan buku yang dipinjam. “Astagfirullah  dimana bukunya mengapa tidak ada di tas?”. Zero mencari di rak buku, di meja dan di tas hasilnya tidak ada. Dalam bayangan  Zero teringat ucapan Agil jangan sampai hilang bukunya. ” Ya Allah apa yag harus aku lakukan apabila buku tidak ditemukan. Zero kelelahan saat itu  terbayang olehnya akan uang kas yang ia simpan di laci. Dengan tidak berpikir panjang Zero mengambil uang tersebut kemudian langsung menuju toko buku untuk membeli buku yang hilang. Esok harinya buku yang ia beli langsung dikembalikan tanpa menceritakan peristiwa yang sebenarnya. Hari itu juga Zero selalu menghindar saat berpapasan dengan Ustad Fajar. ”Ya Allah kesalahan apa yang telah aku perbuat  sehingga aku menggunakan uang yang bukan  hakku”. (Rasa bersalah yang dirasakan Zero dalam hati).  Hari itu juga dengan tepaksa Zero tidak bisa menghindar  karena saat itu ustad Fajar yang mengajar kebetulah saat itu materi yang diajarkan berjudul korupsi.Anak-anak sekalian selamat siang?”.Siang.Nak tahu dengan Gayus Tambunan?”.Siapa yang tahu dengan beliau?” Saya tahu Ustad, Gayus itu dijuluki Koruptor hehe he…”. ujar Susan. Selanjutnya siapa yang tahu lagi.Saya Ustad, Gayus itu orang yang memakai uang rakyat kemudian ditangkap karena korupsi.Benar sekali”. “Sungguh luar biasa....Jadi pengertian korupsi menurut Webster, korupsi yaitu ketidakjujuran, contoh sederhana  sekarang  bendahara kita Zero sebagai pemegang uang kas kemudian uang tersebut dipakai untuk kepentingan pribadi maka perbuatanya  itu bisa dikatakan korupsi atau dikenal  koruptor  itu sangat jelas perbuiatan tersebut melanggar hukum dan dicap koruptor”. “Ohhh begitu ya Ustad, Na’uzubillah”. Oya Ustad di dalam Al-Qur’an adakah penjelasan tentang korupsi ?”.”Pertanyaan bagus. Dalam A-Qur’an sudah sangat tegas disampaikan pada suara Al-Anfal ayat 27. “ Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu menghianati amanat yang telah dipercayakan padamu sebenarnya kamu mengetahuinya”. “Nah dari ayat tersebut janganlah sesekali-kali  kita korupsi hukumanya adalah neraka, Na’uzubillah”. Zero terdiam dengan wajah pucat dengan perasaan yang sangat bersalah. “ Ya Allah ampuni hambamu ini”. (ujar Zero dalam hati)
Pembelajaran berakhir  seluruh santri pulang ke rumah. Sampai di Rumah Zero hanya mengurung diri di kamar tidak seperti biasanya. “Ananda ada apa Nak, mengapa mengurung diri di kamar ?”. “Bunda, Zero takut…takut  takut”. “Kenapa takut?”. “Takut dibilang korupsi oleh teman-teman”. “Emang Ananda korupsi?”. Zero terdiam. “Ayo jawab ?”. “Iya bunda, korupsi uang kas kelas. ”Astagfirullah mengapa kamu  lakukan ini Nak”. ”Maaf bunda, kemarin Zero menghilangkan bukunya Agil jadi Zero panik kebetulan ada uang kas jadi, Zero memakai uang tersebut”. “Nak mengapa tidak bilang sama Bunda, Bunda bisa usahakan untuk menggantikanya”. Tiba tiba terdengar ada yang mengetuk pintu. “Assalamualaikum”.”Waailaikumusalam”. ujar bunda. “Oo….Ustad Fajar silakan masuk Ustad”. “Ada Zeronya bu ? “.”Ada Ustad, Nak ada Ustad Fajar”. “Hahhh”. (Zero terkejut mengapa ada Ustad Fajar kesini dalam hatinya berkata), Zero langsung keluar menemuinya. “Ada apa Ustad,  ada yang bisa dibantu ?”.”Ustad hanya ingin bertanya  dapat informasi Ananda dua hari ini takut bertemu Ustad, Emang ada apa nak ?”. ujar Ustad Fajar. Zero terdiam jantungnya berdebar kencang seolah perbuatan telah diketahui oleh Ustad Fajar. “Nak ceritakan saja masalahmu biar hatimu tenang”. “Iya Bunda”.  (Dengan nada yang ragu-ragu dia menceritakan permasalahanya kepada ustad Fajar). “Ustad maafkan Zero, Zero telah melakukan perbuatan korupsi”. ‘Korupsi !!!”. (Ustad Fajar heran dan bertanya-tanya sambil terseyum). ”Emang korupsi apa Nak”. “Uang kas infak harian Ustad”. “Berapa banyak  uang  yang kamu  korupsi?, Sampai-sampai  membuatmu sangat ketakutan seperti ini Nak”. (Ustad Fajar sambil tersenyum). “50.000  ustad”. ” Hmm Masya Allah Ustad sangat bangga padamu Nak dengan kejujuranmu kau mengakui kesalahanmu, masalah uang tersebut besok kita bicarakan di kelas”. “Ustad tidak marahkan zero takut dijuluki sang koruptor oleh teman-teman”. “ Hmm pada prinsipnya Zero sudah berkata jujur itu yang menjadi kebanggan teman-teman”. Akhirnya hati Zero lega setidaknya permaslahan yang dihadapi sudah ia ceritakan dengan Ustad Fajar. Esok harinya ustad Fajar menceritakan masalah yang dihadapi  Zero dan teman-teman sekelas bangga atas kejujurannya. Uang yang telah dipakai  itu mereka sepakat diiklaskan karena infak harian digunakan untuk dana sosial. Zero berterima kasih kepada teman-teman dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan korupsi itu lagi.


Komentar